Saturday, January 22, 2011

DAUN-DAUN BERGUGURAN




seorang penyapu jalan
membatu
di tepi trotoar

sedari tadi
tak sampai hati
mengganggu daun-daun matang
yang sedang tidur dengan indah
dalam warna-warni gaun musim seminya
di lekuk liuk kaki-kaki angsana



indah ip
13 jan 2011, 9.56






Monday, November 09, 2009

MUNGKIN TAK 'KAN MAMPU


dik,
mungkin tak kan mampu uni pijakkan kaki kembali
di tanah itu

di tempat mana pernah kita kunyah beruas-ruas tebu sambil tertawa
memandang polah beruk pemetik kelapa,
di dekat mana puluhan jenjang berlumut pernah bolak-balik kita turuni
menuju mata air jernih di samping surau tua,
di sisi mana pernah tertancap tiang-tiang kokoh penyangga atap bergonjong yang kini rubuh dan tertanam dalam
bersamamu



indah ip
31 oktober 2009, 24.00

Uni = kakak perempuandalam bahasa Padang

Friday, September 04, 2009

POHON SAGA


dalam riang anak-anakku mengantongi bunga kering
ada yang tiba-tiba buatku bergeming

ia di situ
tegak menjulang
mengingatkan negeri seberang
tempat mimpiku selalu pulang

engkaukah itu yang sesayup gemerincing?
engkaukah itu yang memanggil-manggil sering?

sepohon rindang masa kecil
dan buah-buah merah berseraknya yang mungil
adalah taburan masa indah
yang kuingin juga anak-anakku punya

suatu masa di ujung taman
sebutir saga kugenggam
sebutir kenang di mataku
menjeram


indah ip
15 feb 09, 9.39 am

Thursday, January 15, 2009

APA KIRA-KIRA DISAMPAIKAN MUNCUNG SENJATAMU ITU, TUAN SERDADU


apa kira-kira disampaikan muncung senjatamu kepada bocah kecil menganga didepannya itu, tuan serdadu
tertawa dan bilang ini perintah semata?
atau pura-pura gila dan bilang ups! tak sengaja meletuskan ayah, ibu dan abangnya di depan sana?

apa kira-kira disampaikan muncung senjatamu setiap hari kepada bumi yang makin lelah dan renta itu, tuan serdadu
minta maaf dan harap maklum karena lagi-lagi perlu menggagahi dan mengotori?
atau sama sekali tak perduli dan berharap hujan tiba-tiba muntah memupus segala memori?

apa kirakira disampaikan muncung senjatamu kepada peluru-peluru yang tersumpal di dadanya itu setiap hari, tuan serdadu
usah gentar usah gemetar, anggap ini perang sekedar?
atau sudahlah! pasrah saja sebab hidup toh cuma sebentar?

apa kira-kira disampaikan muncung senjatamu kepada malam ketika tak jua ia bebas untuk istirah, tuan serdadu
demi harga diri, setia tak lelah dan tak ingin menyerah?
atau sebegitu ia tak ingin kalah sebegitu ia gairah sebegitu ia haus darah?

apa kira-kira disampaikan muncung senjatamu kepada dua belah tangan yang tiap sebentar meremas, mencengkeram, mengokang, menodong dan menarik pelatuk itu, tuan serdadu
bahwa jari-jemari dan dirinya adalah sahabat karib paling serasi yang saling lengkapi dalam eksekusi?
atau sesungguhnya ia lega sebab tak sendiri, tak satu-satunya pemegang kunci atas pencabutan masal nyawa-nyawa suci ?

apa kira-kira disampaikan muncung senjatamu ketika tersungkur kelak mengganti muncungmu bersaksi di pengadilanNya itu, tuan serdadu
masihkah ia kan pura-pura bisu pura-pura beku pura-pura batu?
mampukah ia masih pura-pura tak tahu pura-pura tak ngilu pura-pura tak malu?


indah ip
"doa kami, Palestina.."
KL, 12 jan 09, 3.00 am

Tuesday, December 16, 2008

SEBAGAI KALUNG KACA TERSANGKUT DI SARANG LABA-LABA SEHABIS GERIMIS
:buruli (pulung amoria kencana)



kenangan yang pernah kita punya begitu manis
dipertemukan musim yang tak selalu sama
dilukis alam dengan keindahan berbeda setiap ada

jumpa dan pergi biasa kita percayakan pada senyum dan pelukan
bukan lambai perpisahan
sebab bagi kita ketiadaan hanya ada dibatas almanak
bukan benak

maka setiap kali angin menguapkan rangkai itu
kita tahu begitu saja
ia cuma kan hilang sejenak
untuk kemudian menggumpal di samping matahari
menunggu waktu yang tepat jatuh kembali
membutir banyak
dan menjadi


indah ip
s’pore, 13-16 dec 08